Langsung ke konten utama

Unggulan

Dzikir batu ( batu qulhu )

 Tradisi Batu Qulhu: Sebuah  Zikir, Doa, dan Spiritualitas di Gebang, Sumatera Utara Sedang melaksanakan dzikir batu  Tradisi Batu Qulhu, sebuah amalan yang dijalankan oleh Majelis Dzikir Riyadhoh Syirothol Mustaqim di Gebang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, adalah bentuk manifestasi dari kecintaan kepada Allah SWT dan penghormatan kepada sesama manusia, khususnya mereka yang telah mendahului kita. Ritual ini menggabungkan zikir, doa, dan keindahan tradisi lokal yang diharmonisasikan dengan ajaran Islam. Dalam pelaksanaannya, ritual ini bukan sekadar kegiatan keagamaan, melainkan sebuah ekspresi keimanan yang sarat makna. Asal Usul dan Landasan Filosofis Batu Qulhu Ritual Batu Qulhu tidak muncul begitu saja. Ia memiliki landasan historis dan teologis yang kuat. Berdasarkan hadis Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW pernah meletakkan pelepah kurma basah di atas dua kuburan yang penghuninya sedang disiksa. Beliau berdoa agar siksaan...

Dzikir pengobatan

Dzikir pengobatan ,Majelis Dzikir Riyadhoh Syirothol Mustaqim menggelar dzikir pengobatan,yang dilaksanakan pada Kamis malam, 12 Desember 2024 di Gebang, Sumatera Utara, menghadirkan suasana penuh kedamaian. Dipimpin oleh Buya Assyeckh Ahmad Siddiq Al-Maulana Malik Ibrohim Arrosulih Al-Jawi, pengobatan dzikir ini memberikan energi spiritual yang luar biasa. Dalam majelis tersebut, seluruh jamaah duduk melingkar membentuk gaya parmasi, sementara orang yang membutuhkan kesembuhan berada di tengah lingkaran, merasakan gelombang zikir yang penuh keikhlasan dan harapan dari setiap peserta.



Dalam kehidupan umat Islam, dzikir adalah ibadah yang sangat dianjurkan karena memiliki makna spiritual yang mendalam. Dzikir bukan sekedar ucapan, namun juga cara mengikat hati kita dengan kehadiran Allah SWT. Dengan mengulang-ulang kalimat suci, kita mengundang rahmat dan ridha Allah ke dalam diri kita. Bahkan dalam pengobatan dzikir ini, kekuatan spiritual disalurkan untuk membantu kesembuhan,



Bahkan dalam pengobatan dzikir ini, kekuatan spiritual disalurkan untuk membantu kesembuhan mereka yang tengah dirundung penyakit, baik fisik maupun spiritual. Metode ini mengandalkan energi kolektif jamaah yang mengumpulkan doa secara khusyuk, dipandu langsung oleh Buya Assyekh Ahmad Siddiq Al-Maulana Malik Ibrohim Arrosulih Al-Jawi. Dengan penuh kesungguhan, lingkaran dzikir tersebut menjadi pusat harmoni spiritual, di mana lantunan kalimat-kalimat thayyibah mengalir seperti obat yang meresap ke dalam jiwa.


Zikir telah lama dikenal dalam ajaran Islam sebagai ibadah yang membawa ketenangan hati dan mendekatkan seorang hamba kepada Allah SWT. Lebih dari itu, dzikir memiliki daya yang luar biasa untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, zikir dan doa adalah senjata ampuh bagi seorang muslim dalam menghadapi segala ujian, termasuk sakit. Tidak membutuhkan biaya besar, hanya kesungguhan, ketekunan, dan keyakinan kepada Allah yang Maha Menyembuhkan.



Dalam Al-Qur'an, Allah SWT berfirman:

"Maka ingat lah kepada-Ku, Aku pun akan mengingatmu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku." (QS. Al-Baqarah : 152).


Ayat ini mengingatkan kita bahwa dengan selalu mengingat Allah melalui dzikir, kita membuka pintu-pintu rahmat, termasuk kesembuhan dari penyakit. Rasulullah SAW juga mencontohkan bagaimana doa dan dzikir menjadi bagian penting dari usaha seorang hamba dalam mencari kesembuhan. Salah satu zikir yang sering diamalkan adalah doa Nabi Ayyub AS, sebagaimana terdapat dalam Al-Qur'an:


“Rabi innii massaniyadh-dhurru wa anta arhamur-raahimiin.”

(“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”)



Majelis seperti ini tidak hanya mempertebal keimanan, tetapi juga menghadirkan nuansa spiritual yang memberikan harapan baru bagi mereka yang sedang berjuang melawan penyakit. Dengan penuh cinta dan rasa butuh kepada Allah, setiap lantunan dzikir menjadi doa yang menggetarkan arasy-Nya.


Kesembuhan sejati tidak hanya bergantung pada obat atau dokter, tetapi pada izin Allah SWT yang Maha Menyembuhkan. Maka, melalui dzikir, kita tidak hanya memohon kesembuhan fisik, tetapi juga menyebarkan hati, meningkatkan iman, dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Majelis ini menjadi bukti nyata bahwa dzikir bukan sekedar amalan, tetapi juga cara untuk menyatu dengan Yang Maha Kuasa, menghadirkan ketenangan, kesembuhan, dan keberkahan dalam hidup.


Majelis Dzikir Riyadhoh Syirothol Mustaqim juga menjadi momen untuk menguatkan solidaritas antar sesama umat Islam. Ketika jamaah berkumpul dalam satu lingkaran, ada energi kolektif yang memperkuat ikatan spiritual dan emosional. Setiap zikir yang dilantunkan bersama menciptakan getaran ilahi yang tidak hanya menyentuh hati, tetapi juga menjadi doa bersama untuk kesehatan, ketenangan, dan keberkahan.


Dalam pengobatan dzikir, proses penyembuhan tidak hanya terfokus pada jasmani tetapi juga pada rohani. Penyakit hati seperti kecemasan, kecemasan, atau rasa putus asa sering kali menjadi beban yang lebih berat daripada penyakit fisik. Oleh karena itu, dzikir menjadi terapi ruhani yang membantu membersihkan hati dari segala kotoran, menggantikannya dengan ketenangan dan keyakinan penuh kepada Allah SWT.



Buya Assyeckh Ahmad Siddiq Al-Maulana Malik Ibrohim Arrosulih Al-Jawi, dalam ceramahnya, menekankan bahwa dzikir adalah bentuk komunikasi langsung antara seorang hamba dengan Tuhannya. Ketika lisan melafalkan kalimat-kalimat thayyibah, hati dituntun untuk merenungkan kebesaran Allah, sementara pikiran diarahkan pada rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan. Dengan cara ini, dzikir bukan hanya menjadi ibadah tetapi juga mentransformasikan diri menuju ketakwaan yang lebih tinggi.


Selain manfaat spiritual, banyak penelitian menunjukkan bahwa dzikir memiliki efek positif pada kesehatan fisik. Lantunan dzikir dapat menurunkan tekanan darah, mengurangi stres, dan meningkatkan fungsi imun tubuh. Suasana yang penuh kekhusyukan dan kebersamaan dalam majelis dzikir pun memberikan efek menenangkan, sehingga mempercepat proses penyembuhan. Hal ini membuktikan bahwa pendekatan spiritual dapat bersinergi dengan usaha medis, menciptakan keseimbangan yang sempurna antara tubuh dan jiwa.



Majelis seperti ini bukan sekadar ritual, tetapi juga menjadi ladang amal dan keberkahan. Para jamaah tidak hanya mendapatkan manfaat bagi diri mereka sendiri, tetapi juga berkontribusi dalam menyebarkan energi positif bagi lingkungan sekitar. Ketika dzikir dilantunkan dengan tulus, getarannya meluas, membawa rahmat Allah yang melimpah bagi seluruh umat.


Maka, setiap langkah menuju majelis dzikir adalah sebuah perjalanan menuju kesembuhan, ketenangan, dan keberkahan. Jamaah yang hadir bukan hanya merasakan manfaat duniawi, tetapi juga memperoleh bekal ukhrawi. Ibarat sebuah pelita di malam yang gelap, dzikir menjadi cahaya yang membimbing umat menuju jalan yang lurus, yakni Syirothol Mustaqim. Sebuah jalan yang tidak hanya membawa kedamaian di dunia tetapi juga kebahagiaan abadi di akhirat.








Komentar

Postingan Populer